PENDAHULUAN
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia
dan terbaik di antara makhluk ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai
macam potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita
tidak sadar bahkan tidak tahu sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita
sehingga terkadang kita hidup dengan kondisi seadanya, mudah menyerah dan tidak
mempunyai impian besar. Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada
kekuatan untuk menjadikan hidup kita lebih baik.
Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita
diciptakan, Tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam
kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia dengan
segenap potensi yang ada dalam dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani
(fisik), ruhani (spiritual), dan akal (mind). Ketiga potensi ini akan
memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya
sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu
tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam
dirinya.
Ketiga potensi tersebut saling menunjang dan
melengkapi, tetapi dari ketiga komponen itu, potensi spiritual dan akal
memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan,
sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa
yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi fisik hanya menunjang
kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya juga tidak bisa
disepelekan.
Banyak orang yang mengeluh ketika dikaruniai
fisik yang kurang sempurna. Mereka merasa seakan-akan hidupnya tidak berguna.
Akhirnya mereka menjadi orang-orang yang berputus asa dan menjadi beban bagi
orang lain. Mereka melupakan potensi akal dan spiritual yang dikaruniakan Tuhan.
Ciri-ciri
Manusia
Untuk tahu lebih mendalam mengenai potensi manusia, hal
yang harus kita pahami adalah ciri-ciri dari manusia itu sendiri. Ciri-ciri
yang harus kita ketahui itu antara lain, berupa ciri-ciri fisik dan ciri-ciri
mental, dan berbagai hal lain yang detail tentang manusia.
Hal pertama yang
akan dibahas adalah ciri-ciri fisik manusia. Mernurut para peneliti manusia
termasuk jenis spesies Homo Sapiens. Setiap manusia dalam hal fisiknya memliki
banyak kesamaaan, diantaranya memiliki badan yang tegak, memiliki dua tangan,
dan memiliki dua kaki. Perbedaa yang terdapat pada sesama manusia itu hanya
berupa ukuran saja, seperti tinggi badan yang berbeda-beda. Hal yang
menyebabkan perbedaan itu dapat berupa, faktor keturunan, faktor budaya, faktor
lingkungan, dan sebagainya.
Dilihat dari fisiknya manusia dibedakan dalam dua jenis
kelamin, yaitu pria dan wanita. Sebenarnya keduanya hampir sama saja ciri-ciri
fisiknya, hanya terdapat perbedaan tertentu untuk masing-masing pria dan wanita
yaitu ciri kelaminnya. Id antara kedua jenis kelamin yng berbeda itu bukan
berarti akan ada jurang pemisah di antar keduanya justru keduanya akan saling
membutuhkan dalam menjalani hidup.
Kemudian berikutnya akan dibahas mengenai ciri-ciri
mental manusia. Manusia merupakan makhluk hidup yang paling sempurna
dibandingkan makhluk hidup lainya, oleh karena itu manusia memiliki sikap
mental yang sangat hebat, karena manusia dapat mengontrol dirinya sendiri dalam
bertindak. Manusia dapat melakukan hal-hal luar biasa dengan pemikirann dan
perasaan mereka, dimana hal tersebut tidak dimiliki makhluk hidup lainnya
seperti hewan.
Selain itu manusia memiliki tempat hidup yang terbagi
dalam beberapa bagian yang kita kenal dengan sebutan seperti, benua, pulau,
negara, dan sebagainya. Manusia mempunyai tempat tinggal masing-masing di
tempat-tempat yang berbeda.
Potensi Akal Manusia
Manusia diciptakan dengan diberi satu karunia yang tidak diberikan
Allah kepada makhlukNya yang lain, yaitu akal. Dengan akal itulah, manusia
diberi amanah untuk menjadi khalifah di muka bumi, agar manusia mengolah apa
yang ada di muka bumi ini dengan baik, dengan akal yang diberikan pada mereka.
Akal merupakan bagian dari sistem yang dimiliki oleh manusia. Ia
adalah bagian dari sebuah sistem dimana terdapat input, output, dan dia sendiri
sebagai pengolahnya. Dan karena input selalu didapatkan secara simultan dari
lingkungan (baik input dari mata, telinga, dan bagian tubuhnya yang lain), maka
proses yang dilakukan oleh akal pun terjadi secara simultan setiap saat. Pertanyaan
selanjutnya adalah: “seperti apakah outputnya?”
Output dari akal bisa berupa banyak hal. Ada yang berupa tindakan, ada
yang berupa perkataan, dan ada yang berupa tulisan, ada juga yang hanya berupa
kegundahan-kegundahan dalam diri. Dengan demikian, maka kita bisa
mengelompokkan output dari proses akal itu dalam 2 kelompok:
- output yang dipendam
- output yang ditampakkan
- output yang ditampakkan
Output yang dipendam
tidak akan memberikan efek langsung ke lingkungan sekitar, tapi ia akan
membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh: orang yang berpikir tentang
hal-hal yang baik, walaupun pemikiran itu tidak didialogkan, maka hal itu akan
mengarahkan dia suatu saat nanti menjadi orang yang baik. Demikian pula
sebaliknya.
Output yang ditampakkan akan memberikan efek yang langsung pada lingkungan sekitar. Jadi, kita harus benar-benar berhati-hati dalam mengendalikan output yang kita tampakkan. Apabila kita tidak mengendalikan output ini, baik dengan tindakan yang tidak terkendali, perkataan yang tidak terkendali, tulisan yang tidak terkendali, dan lain-lain, maka akibatnya akan dirasakan oleh orang lain atau lingkungan yang berada di sekitar kita.
Jadi, wahai akal, jadilah pengolah yang baik dalam sistem ini. Bekerjasamalah dengan hati nurani, sehingga kau jadi pengolah yang baik.
Output yang ditampakkan akan memberikan efek yang langsung pada lingkungan sekitar. Jadi, kita harus benar-benar berhati-hati dalam mengendalikan output yang kita tampakkan. Apabila kita tidak mengendalikan output ini, baik dengan tindakan yang tidak terkendali, perkataan yang tidak terkendali, tulisan yang tidak terkendali, dan lain-lain, maka akibatnya akan dirasakan oleh orang lain atau lingkungan yang berada di sekitar kita.
Jadi, wahai akal, jadilah pengolah yang baik dalam sistem ini. Bekerjasamalah dengan hati nurani, sehingga kau jadi pengolah yang baik.
Potensi Jasmani Manusia
Dengan
berbagai kelebihan yang dimiliki setiap manusia, maka setiap manusia pasti
memiliki potensi yang luar biasa dalam dirinya. Berikut ini akan dibahas
mengenai potensi jasmani atau biasa disebut kemampuan fisik dari manusia.
Manusia memliki bentuk fisik yang “sama” walaupun ada perbedaan tertentu saja
seperti ukuran tinggi, dan sebagainya. Dengan bentuk fisik yag dimilikinya
manusia dapat melakukan berbagai hal yang bisa berguna bagi sesamanya, atau
bisa dikatakan merubah keadaan sekitarnya.
Misalnya saja seorang petani, dengan tubuh (fisik) yang dimilikinya, ia bisa
membajak sawah dengan menggunakan bajak yang dimilikinya. Ketika si petani
membajak sawah ia mengeluarkan tenaga dari dalam tubuhnya, inilah yang bisa
disebut potensi jasmani dirinya.
Jadi, potensi jasmani ini dapat kita tafsirkan sebagai kemampuan fisik
seseorang untuk melakukan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Selain itu potensi jasmani manusia dapat juga dilihat dari cara seseorang
berpenampilan. Biasanya penampilan seseorang akan menunjukan wibawa seseorang,
sehingga seringkali penampilan dijadikan indikator penilainan terhadap potensi
seseorang.
Kemudian dalam potensi jasmaninya manusia juga mengenal reproduksi, yang
berfungsi untuk melanjutkan keturunanya. Maka dari itu juga dilihat dari segi
jasmaninya mnusia mengenal kelahiran dan kematian. Seorang manusia mulai hidup
dan dapat memanfaatkan potensi jasmaninya saat pertama kali dilahirkan.
Kemudian setelah manusia menjalani hidupnya dlam kurun waktu tertentu akan ada
namanya kematian. Kematian merupakan sesuatu yang diluar batas manusia, semua
manusia pasti akan mengalami hal tersebut.
Dengan fisik yang sangat sempurna dibanding makhluk hidup lainnya itu, manusia
dapat melakukan sesuatu yang mungkin makhluk hidup lainnya tidak bisa lakukan,
seperti menulis, hewan dan tumbuhan tidak akan bisa melakukan hal tersebut.
Potensi Rohani Manusia
Selain
potensi jasmani manusia juga memiliki potensi rohani. Potensi rohani sangat
berbeda dengan potensi jasmani, potensi bisa dibilang “tidak terlihat”. Potensi
rohani pada manusia adalah berupa kepercayaan dan mental seseorang.
Manusia sejak zaman dahulu sudah mengenal beberapa kepercayaan, seperti
animisme, dinamisme, politheisme, dan monotheisme. Saat sekarang ini
kepercayaan seperti itu sudah jarang digunakan atau dapat dikatakan hampir
punah sama sekali, sekarang ini kita mengenal agama, seperti di Indonesia yang
terdapat 5 agama, yaitu, Islam, Kristen Protestan, Katolik, Budha, dan Hindhu.
Dari kelima agama itu sebenarnya yang dituju sama saja, yaitu Tuhan Allah
pencipta kita, namun hanya berbeda dalam cara ibadah dan beberapa hal lainnya.
Dengan menganut suatu agama, maka akan mempengaruhi sikap mental seseorang.
Seperti orang yang menganut agama tertentu, maka dia akan mempunyai suatu
kepercayaan yang memberikan motivasi kepadanya dalam menjalani hidup ini.
Potensi rohani akan mempengaruhi berbagai aspek dan potensi kehidupan lainnya,
seperti potensi jasmani seseorang akan dipengaruhi oleh agama yang dianutnya,
sehingga potensi jasmani dan kehidupannya akan berbeda dengan orang yang
menganut agam lain, seperti misalnya ada budaya berbeda yang dianut agam Budha
dan Katolik, maka pola kehidupan kedua penganut agama itu akan ada sedikit
perbedaan.
Kemudian potensi rohani juga dapat mengatur tingkat emosi manusia yang akan
berimbas pada perkembangan potensi jasmani manusia itu sendiri, atau secara konkret
dapat dikatakan mempengaruhi pembentukan sikap dari manusia itu sendiri.
Rohani manusia juga akan berpengaruh cukup besar pada kehidupannya. Misalnya
saja orang yang beragama akan menjalankan kehidupanya sesuai kaidah-kaidah yang
ada pada agamanya, sedangkan orang yang tidak menganut agama apapun hidupnya
akan dipenuhi ketakutan, kejahatan, dan hal-hal buruk lainnya yang tidak
dijumpai oleh orang yang taat beragama.
KESIMPULAN
sumber : http://asrainhere.blogspot.com/2010/10/potensi-manusia.html
id.wikipedia.org